Minggu, 30 November 2014

Rangkuman Bab 5 Manusia dan Keindahan

BAB 5
MANUSIA DAN KEINDAHAN
A.KEINDAHAN
Kata keindahan berasal dari kata indah,artinya bagus,permai,cantik,elok,molek,dan sebagainya.benda yang memiliki sifat indah ialah segala hasil seni.kawasan keindahan bagi manusia sangat luas,seluas keanekaragaman manusia dan sesuai pula dengan perkembangan peradaban teknologi,sosial,dan budaya.karena itu keindahan bisa diartikan bagian dari hidup manusia.keindahan tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia.dimanapun kapan pun dan siapa saja yang menikmati keindahan.
Keindahan adalah identic dengan kebenaran.keindahan kebenaran dan kebenaran adalah keindahan.keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi danmempunyai daya tarik yang selalu bertambah.yang tidak mengandung kebenaran berarti yang tak indah.karena itu tiruan lukisan monalisa tidak indah,karena dasarnya tidak benar.sudah tentu kebenaran disini bukanlah kebenaran ilmu,melainikan kebenaran melalui konsep seni.
Keindahan juga bersifat universal,artinya tidak terikat oleh selera perseorangan,waktu dan tempat,selera mode,kedaerahan atau lokal.
a. APA ITU KEINDAHAN ?
keindahan adalah suatu konsep yang tidak dapat dinikmati karena tidak jelas.keindahan itu baru jelas jika telah dihubungkan dengan sesuatu yang berwujud atau suatu karya.dengan kata lain keindahan itu baru dapat dinikmati jika dihubungkan dengan suatu bentuk.jadi,sulit bagi kita untuk berbicara mengenai keindahan sebab keindahan hanyalah sebuah konsep,yang baru berkomunikasi setelah mempunyai bentuk.misalkan lukisan,pemandangan alam,tubuh yang molek,film,atau nyanyian.
Menurut The Liang Gie dalam bukunya “Garis Besar Estetika” menurut asal katanya.dalam bahasa inggris keindahan diterjemahkan dengat kata “beutiful”  dalam bahasa prancis “beu”.sedangkan italia dan spanyol “bello” berasal dari kata latin “bellum”.akar katanya adalah “bonum” yang berarti kebaikan.kemudian berubah bentuk menjadi “bonellum” dan terakhir ditulis “bellum”
Menurut cakupannya orang harus membedakan antara keindahan sebagai suatu kwalitas abstrak dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah.dalam pembatasan filsafat kedua pengertian tersebut dicampuradukan saja.disamping itu juga terdapat pula perbedaan menurut luasnya pengertian,yakni :
a)      Keindahan dalam arti yang luas
b)      Keindahan dalam arti estetis mumi
c)      Keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan pengelihatan
Keindahan dalam arti luas merupakan pengertian semula dari bangsa yunani dulu yang didalamnya tercakup pula kebaikian.bangsa yunani juga mengenal pengertian keindahan dalam arti estetis yang disebutnya ‘symetria’ untuk keindahan berdasarkan pengelihatan dan ‘harmonia’ untuk keindahan berdasarkan pendengaran.jadi pengertian keindahan yang seluas-luasnya meliputi :
Ø  Keindahan seni
Ø  Keindahan alam
Ø  Keindahan moral
Ø  Keindahan intelektual
       Keindahan dalam arti estetis murni menyangkut pengalaman estetis seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang dicerapnya.sedangkan keindahan dalam arti terbatas lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dicerapnya dengan pengelihatan.yakni berupa keindahan bentuk dan warna
     Sebagian filsuf menghubungkan pengertian keindahan dengan ide kesenangan (pleasure),yang merupakan sesuatu yang menyenangkan terhadap pengelihjatan atau pendengaran.Filsuf abad pertengahan Thomas Aquinos (1225-1274) mengatakan,bahwa keindahan adalah sesuatu yang menyenangkan bilamana dilihat.
b. NILAI ESTETIK
Nilai estetik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya(instrumental),yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu.. Nilai instrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan atau sebagai suatu tujuan,ataupun demi kepentingan benda itu sendiri
Contoh :
Puisi bentuk puisi yang terdiri dari bahasa,diksi,baris,sajak,irama,itu disebut nilai ekstrinsik.sedangkan pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui puisi itu adalah nilai instrinsik.


c. KONTEMPLASI DAN EKSTANSI
Keindahan dapat dinikmati menurut selera seni dan selera biasa,keindahan yang didasarkan pada selera seni didukung oleh faktor kontemplasi dan ekstansi.Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah.ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan,dan menikmati sesuatu yang indah.sesuatu yang indah itu memikat atau menarik perhatian orang yang melihat, mendengar.

Apabila kontemplasi dan ekstansi itu dihubungkan dengan kreativitas,maka kontemplasi itu ffaktor pendorong untuk menciptakan keindahan,sedangkan ekstansi itu merupakan factor pendorong untuk merasakan dan menikmati keindahan.karena drajad komtemplasi dan ekstansi itu berbeda-beda antar setiap manusia.maka tanggapan terhadap keindahan karya seni juga berbeda beda antar setiap manusia.

d. APA SEBAB MANUSIA MENCIPTAKAN KEINDAHAN ?

Keindahan itu pada dasarnya adalah ilmiah.alam ciptaan tuhan.ini berarti bahwa keindahan itu ciptaan tuhan.alamiah artinya tidak wajar,tidak berlebihan tida pula kurang.kalau pelukis melukis wanita lebih cantik dari keadaan sebenarnya,justra tidak indah.bila ada pemain drama yang berlebih-lebihan misalnya marah dengan meluap-luap padahal masalahnya kecil.itu berarti tidak indah.

Berikut akan dicoba menguraikan alas an atau motivasi dan tujuan seniman menciptakan keindahan.

(1)   Tata Nilai Telah Usang

Tata nilai yang terjelma dalam adat istiadat ada yang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan,sehingga dirasakan sebagai hambatan yang merugikan dan mengorbankan nilai nilai kemanusiaan,misalkan kawin paksa,pingitan,derajad wanita lebih rendah dari derajad laki laki.
Sebagai contoh novel yang menggambarkan keadaan ini ialah “layar terkembang” oleh Sutan Takdir Alisyahbana, “siti nurbaya” oleh marah rusli.





(2)   Kemerosotan Zaman

Keadaan yang merendahkan derajad dan nilai kemanusiaan ditandai dengan kemerosotan
moral.kemerosotan moral dapat diketahui dari tingkah laku dan perbuatan manusia yang bejad terutama dari segi kebutuhan seksual.kebutuhan seksual ini dipenuhinya tanpa menghiraukan ketentuan-ketentuan agama.,dan moral masyarakat.Sebagai contoh ialah karya seni berupa sajak yang dikemukakan oleh W.S.Rendra berjudul “Bersatulah Pelacur Kota Jakarta”.di sini pengaran memprotes perbuatan bejad para pejabat,yang merendahkan wanita dengan mengatakan sebagai inspirasi revolusi,tetapi tidak lebih dari pelacur.

(3)   Penderitaan Manusia

Banyak factor yang membuat manusia itu menderita.tetapi yang paling menentukan ialah factor manusia itu sendiri.manusialah yang membuat orang menderita sebagai akibat nafsu ingin berkuasa,serakah,tidak berhati-hati,dan sebagainya.

(4)   Keagungan Tuhan

Keagungan tuhan dapat dibuktikan melalui keindahan alam dan keteraturan alam semesta serta kejadian alam.keindahan alam merupakan keindahan mutlak ciptaan tuhan.manusia hanya dapat meniru saja keindahan ciptaan tuhan itu.seindah-indah tiruan terhadap ciptaan tuhan,tidak akan menyamai keindahan ciptaan tuhan itu sendiri.


e. KEINDAHAN MENURUT PANDANGAN ROMANTIK

Dalam buku AN Essay on Man (1954),Ems Cassirer mengatakan bahwa arti keindahan tidak bisa pernah selsai diperdebatkan.meskipun demikian,kita dapat menggunakan kata-kata penyair romantic John Keats (1795-1821) sebagai pegangan.dalam Endymion dia berkata :

“A thing of beauty is a joy forever
Its loveliness iscrease; it will never pass into nothingness”

Dia mengatakan bahwa sesuatu yang indah adalah keriangan selama-lamanya,kemolekan bertambah, dan tidak pernah berlalu ke ketiadaan.dari sini kita mengetahui bahwa keindahan hanyalah sebuah konsep yang baru berkomunikasi setelah mempunyai bentuk.karena itu dia tidak berbicara langsung mengenai keindahan,akan tetapi sesuatu yang indah.

Mengenai keindahan, Coleridge mengutip Shakespeare (1564-1616) dalam karyanya midsummer night:

“Thing Base and vilve holding no quality/ love can transpose to form and dignty”

Yaitu sesuatu yang rendah tidak akan mempunyai nilai,dapat berubah dan menjadi berarti.inilah yang menggelisahkan Coleridge.dia menggunakan tembakau sebagai contoh.karena kekuatan kebiasaanlah,maka tembakau yang sebenarnya tidak enak dapat menjadi nikmat.

Ada persamaan hakiki antara J.keats dan Coleridge dalam menanggapi hal hal sesat.bagi mereka hal-hal sesat adalah pelatuk yang meledakkan imajinasi dan imajinasi ini langsung membentuk keindahan

B. RENUNGAN

            Renungan berasal dari kata renung; artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan diam-diam. Renungan adalah hasil merenung.Dalam merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teori. Teori-teori itu ialah: teori pengungkapan, teori metafisik dan teori psikologik.

a. TEORI PENGUNGKAPAN
           
            Dalil dari teori ini ialah bahwa “Art is expression of human feeling” ( seni adalah suatu pengunkapan dari perasaan manusia). Teori ini terutama  bertalian dengan apa yang dialami  oleh seorang seniman ketika menciptakan suatu karya seni. Tokoh teori ekspresi yang paling terkenal ialah filsuf Italia Benedeto Croce (1886-1952) dengan karyanya yang telah diterjemah kedalam bahasa Inggris “aesthentic as Science of Expresion and General Linguistic”.

            Seorang tokoh lainnya dari teori pengungkapan adalah Leo Tolstoi menegaskan bahwa kegiatan seni adalah memunculkan dalam diri sendiri suatu persaan yang seseorang telah mengalamiinya dan setelah memunculkan itu kemudian dengan perantaraan pelbagai gerak, garis, warna, suara dan bentuk yang diungkapkan dalam kata-kata memindahkan perasaan itu sehingga orang-orang mengalami perasaan yang sama.



b. TEORI METAFISIK

            Teori seni yang bercorak metafisis merupakan salah satu teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang karya-karya tulisannya untuk sebagian membahas estetik filsfati, konspsi keindahan dan teori seni. Mengenai sumber seni Plato mengemukakan  suatu teori peniruan (imitation theory). Ini sesuai dengan metafisika Plato yang mendalilkan adanya dunia ide pada taraf yang tertinggal sebagai realita ilahi.

            Dalam jaman modern suatu teori seni lainnya yang juga bercocok metafisis dikemukakan oleh filsuf Arthur Schopenhauer (1788-1860).Menurut beliau seni adalah suatu bentuk dari pemahaman terhadap realita.Dan realita yang sejati adalah suatu keinginan (will) yang sementara.Dunia obyektif sebagai ide hanyalah wujud luar dari keinginan itu.

c. TEORI PSIKOLOGIS

            Teori-teori metafisis dari para filsuf yang bergerak diatas taraf manusiawi dengan konsepsi-konsepsi tentang ide tertinggi atau kehendak semesta umumnya tidak memuaskan, karena terlampau abstrak dan spekualatif. Sebagian ahli estetik dalam abad modem menelaah teori-teori seni dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran penciptanya dengan mempergunakan metode-metode fisikologis.
Suatu teori lain tentang sumber seni ialah teori permainan yang dikembangkan oleh freedrick Schiller (1757-1805) dan Herbert Spencer (1820-1903). Menurut Schiller, asal mula seni adalah dorongan batin untuk bermain-main (play impulse) yang ada dalam diri seseorang. Seni merupakan semacam permainan menyeimbangkan segenap kemampuan mental manusia berhubungan dengan adanya kelebihan energi yang harus dikeluarkan.
            Sebuah teori lagi yang dapat dimasukan dalam teori psikologi ialah teori penandaan (signification Theory) yang memandang seni sebagai suatu lambing atau tanda dari perasaan manusia.Simbol atau tanda yang menyerupai atau mirip dengan benda yang dilambangkan disebut iconic sign (tanda serupa), misalnya tanda lalu lintas yang mempringatkan jalan yang berbelok-belok dengan semacam huruf Z adalah suatu tanda yang serupa atau mirip dengan keadaan jalan yang dilalui.


C KESERASIAN
            Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata dasar rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar.Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran dan seimbang.
            Dalam pengertian perpaduan misalnya, Orang berpakaian harus di padukan warnanya bagian atas dengan bagian bawah.Atau disesuaikan dengan kulitnya. Apabila cara memadu itu kurang cocok, maka akan merusak pemandangan. Sebaliknya, bila serasi benar akan membuat orang puas karenanya. Atau orang yang berkulit hitam kurang pantas bila memakai baju warna hijau,karena warna itu justru menggelapkan kulitnya.
a. TEORI OBYEKTIF DAN TEORI SUBYEKTIF
            The Liang Gie dalam bukunya garis besar estetika menjelaskan, bahwa dalam menciptakan seni ada dua teori yakni teori obyektif dan teori subyektif.
            Salah satu persoalan pokok dari teori keindahan dalam mengenai sifat dasar dari keindahan.Apakah keindahan merupakan sesuatu yang ada pada benda indah atau hanya terdapat dalam alam pikiran orang yang mengamati benda tersebut. Dari persoalan-persoalan tersebut lahirlah dua kelompok teori yang terkenal sebagai teori obyektif dan teori subyektif
            Pendukung teori obyektif adalah Plato, Hegal dab Bernard Bocanquat, sedang pendukung teori subyektif ialah Henry Home, Earlof Shaffesbury, dan Edmund Burke.
            Yang tergolong teori subyektif ialah yang memandang keindahan dalam suatu hubungan di antara suatu benda dengan alam pikiran seseorang yang mengamatinya seperti misalnya yang berupa menyukai atau menikmati benda itu.
b. TEORI PERIMBANGAN
            Teori obyektif memandang keindahan sebagai suatu kualita dari benda-benda: kwalita bagaimana mana yang menyebabkan sesuatu benda disebut indah telah di jawab oleh bangsa Yunani kuno dengan teori perimbangan yang bertahan sejak abad 5 sebelum Masehi sampai abad 17 di Eropa. Sebagai contoh bangunan arsitektur Yunani kuno yang berupa banyak tiang besar.
            Teori perimbangan tentang keindahan dari bangsa Yunani kuno dulu dipahami pula dalam arti yang lebih terbats, yakni secara kualitatif yang di ungkapkan dengan angka-angka.Keindahan dianggap sebagai kualita dari benda-benda yang di susun (yakni mempunyai bagian-bagian).Hubungan dari bagian-bagian yang menciptakan keindahan dapat dinyatakan sebagai perimbangan atau perbandingan angka-angka.

            Teori perimbangan berlaku dari abad ke-5 sebelum masehi sampai abad ke-17 masehi selama 22 abad.Teori tersebut runtuh karena desakan dari filsafat empirisme dan aliran-aliran termasuk dalam seni.Bagi mereka keindahan hanyalah kesan yang subyektif sifatnya.Keindahan hanya ada pada pikiran orang yang menerangkannya dan setiap pikiran melihat suatu keindahan yang berbeda-beda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar