Kamis, 04 Juni 2015

PEMBANGUNAN & PERTUMBUHAN EKONOMI

PEMBANGUNAN & PERTUMBUHAN EKONOMI


Pertumbuhan Ekonomi

 

Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai: perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makroekonomi dalam jangka panjang. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan sesuatu negara untuk menghasilkan barang dan jasabarang faktor produksi akan selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya. Investasi akan menambah jumlah barang modal. Teknologi yang digunakan berkembang. Disamping itu tenaga kerja bertambah sebagai akibat perkembangan penduduk, dan pengalaman kerja dan pendidikan menambah ketrampilan mereka.
Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi kerap kali lebih besar dari pertambahan produksi yang sebenarnya. Dengan demikian perkembangan ekonomi adalah adalah lebih lambat dari potensinya.
Sukirno, Sadono. 2004.
 Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Masalah Pembangunan Ekonomi Indonesia

Secara umum, ada empat masalah yang harus dihadapi dalam pembangunan ekonomi di Indonesia. Keempat masalah tersebut dari tahun ke tahun selalu mendapat perhatian serius. Masalah yang paling serius diperhatikan pemerintah adalah masalah kemiskinan, apalagi menurut data PROPENAS terjadi peningkatan jumlah penduduk miskin dari 22, 5 juta pada tahun 1996 menjadi 37,5 juta pada pertengahan tahun 1999. Keempat masalah tersebut adalah:

a. Kemiskinan

Program pengentasan kemiskinan sudah dilaksanakan sejak masa orde baru melalui berbagai bentuk program seperti INSUS (Intensifikasi Khusus), INMUM (Intensifikasi Umum), BIMAS (Bimbingan Massal), INMAS (Intensifikasi Massal), KMKP (Kredit Modal Kerja Permanen), KUK (Kredit Usaha Kecil), Wajib Belajar, INPRES Desa yang dilanjutkan dengan INPRES Desa Tertinggal (IDT).

Selanjutnya, ada tiga program yang dilakukan untuk menanggulangi kemiskinan, program-program ini langsung ditujukan kepada penduduk miskin, yakni:
1) Menyediakan kebutuhan pokok untuk keluarga miskin.
2) Mengembangkan sistem jaminan sosial.
3) Mengembangkan budaya masyarakat miskin.

b. Keterbelakangan

Secara umum, keterbelakangan yang diderita Indonesia meliputi rendahnya tingkat pendidikan, tingkat keterampilan, pemilikan modal, efisiensi dan efektivitas kerja, tingkat manajemen, dan kurang tersedianya infrastruktur. Semua faktor tersebut memiliki hubungan sebab akibat satu sama lain yang membentuk lingkaran setan kemiskinan (vicious circle) Adapun keterbelakangan di bidang ekonomi tampak dari rendahnya pendapatan per kapita, tingkat spesialisasi (pembagian kerja), penggunaan uang giral per kapita serta masih sempitnya pasar.

c. Lapangan Kerja

Jumlah pengangguran di Indonesia diupayakan terus berkurang dengan memperluas lapangan kerja. Akan tetapi, krisis ekonomi tahun 1997 semakin menambah jumlah pengangguran di Indonesia hingga mencapai 37,5 juta jiwa. Ditambah lagi dengan masih rendahnya kualitas angkatan kerja Indonesia; kurang lebih 64% dari angkatan kerja Indonesia memiliki pendidikan SD ke bawah.

Untuk mengatasi masalah di atas, pemerintah melakukan strategi kebijakan ketenagakerjaan yang meliputi:
1) Menciptakan lapangan kerja yang sesuai dengan kebijakan ekonomi makro.
2) Meningkatkan kompetensi dan kemandirian tenaga kerja melalui pendidikan dan pelatihan.
3) Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dengan menetapkan system pengupahan dan penjaminan kesejahteraan.
4) Meningkatkan perlindungan bagi pekerja.
5) Menata kembali sistem pelatihan, penempatan, pemantauan dan perlindungan TKI yang bekerja di luar negeri.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar