PEMBANGUNAN & PERTUMBUHAN EKONOMI
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan
ekonomi dapat didefinisikan sebagai: perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan
barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah
makroekonomi dalam jangka panjang. Dari satu periode ke periode lainnya
kemampuan sesuatu negara untuk menghasilkan barang dan jasabarang faktor
produksi akan selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya.
Investasi akan menambah jumlah barang modal. Teknologi yang digunakan
berkembang. Disamping itu tenaga kerja bertambah sebagai akibat perkembangan
penduduk, dan pengalaman kerja dan pendidikan menambah ketrampilan mereka.
Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi kerap kali lebih besar dari pertambahan produksi yang sebenarnya. Dengan demikian perkembangan ekonomi adalah adalah lebih lambat dari potensinya.
Sukirno, Sadono. 2004. Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi kerap kali lebih besar dari pertambahan produksi yang sebenarnya. Dengan demikian perkembangan ekonomi adalah adalah lebih lambat dari potensinya.
Sukirno, Sadono. 2004. Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Masalah
Pembangunan Ekonomi Indonesia
Secara
umum, ada empat masalah yang harus dihadapi dalam pembangunan ekonomi di
Indonesia. Keempat masalah tersebut dari tahun ke tahun selalu mendapat
perhatian serius. Masalah yang paling serius diperhatikan pemerintah adalah
masalah kemiskinan, apalagi menurut data PROPENAS terjadi peningkatan jumlah
penduduk miskin dari 22, 5 juta pada tahun 1996 menjadi 37,5 juta pada
pertengahan tahun 1999. Keempat masalah tersebut adalah:
a. Kemiskinan
Program
pengentasan kemiskinan sudah dilaksanakan sejak masa orde baru melalui berbagai
bentuk program seperti INSUS (Intensifikasi Khusus), INMUM (Intensifikasi
Umum), BIMAS (Bimbingan Massal), INMAS (Intensifikasi Massal), KMKP (Kredit
Modal Kerja Permanen), KUK (Kredit Usaha Kecil), Wajib Belajar, INPRES Desa
yang dilanjutkan dengan INPRES Desa Tertinggal (IDT).
Selanjutnya, ada tiga program yang dilakukan untuk menanggulangi kemiskinan, program-program ini langsung ditujukan kepada penduduk miskin, yakni:
1) Menyediakan kebutuhan pokok untuk keluarga miskin.
2) Mengembangkan sistem jaminan sosial.
3) Mengembangkan budaya masyarakat miskin.
Selanjutnya, ada tiga program yang dilakukan untuk menanggulangi kemiskinan, program-program ini langsung ditujukan kepada penduduk miskin, yakni:
1) Menyediakan kebutuhan pokok untuk keluarga miskin.
2) Mengembangkan sistem jaminan sosial.
3) Mengembangkan budaya masyarakat miskin.
b. Keterbelakangan
Secara
umum, keterbelakangan yang diderita Indonesia meliputi rendahnya tingkat
pendidikan, tingkat keterampilan, pemilikan modal, efisiensi dan efektivitas
kerja, tingkat manajemen, dan kurang tersedianya infrastruktur. Semua faktor
tersebut memiliki hubungan sebab akibat satu sama lain yang membentuk lingkaran
setan kemiskinan (vicious circle) Adapun keterbelakangan di bidang ekonomi
tampak dari rendahnya pendapatan per kapita, tingkat spesialisasi (pembagian
kerja), penggunaan uang giral per kapita serta masih sempitnya pasar.
c. Lapangan Kerja
Jumlah
pengangguran di Indonesia diupayakan terus berkurang dengan memperluas lapangan
kerja. Akan tetapi, krisis ekonomi tahun 1997 semakin menambah jumlah
pengangguran di Indonesia hingga mencapai 37,5 juta jiwa. Ditambah lagi dengan
masih rendahnya kualitas angkatan kerja Indonesia; kurang lebih 64% dari
angkatan kerja Indonesia memiliki pendidikan SD ke bawah.
Untuk mengatasi masalah di atas, pemerintah melakukan strategi kebijakan ketenagakerjaan yang meliputi:
1) Menciptakan lapangan kerja yang sesuai dengan kebijakan ekonomi makro.
2) Meningkatkan kompetensi dan kemandirian tenaga kerja melalui pendidikan dan pelatihan.
3) Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dengan menetapkan system pengupahan dan penjaminan kesejahteraan.
4) Meningkatkan perlindungan bagi pekerja.
5) Menata kembali sistem pelatihan, penempatan, pemantauan dan perlindungan TKI yang bekerja di luar negeri.
Untuk mengatasi masalah di atas, pemerintah melakukan strategi kebijakan ketenagakerjaan yang meliputi:
1) Menciptakan lapangan kerja yang sesuai dengan kebijakan ekonomi makro.
2) Meningkatkan kompetensi dan kemandirian tenaga kerja melalui pendidikan dan pelatihan.
3) Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dengan menetapkan system pengupahan dan penjaminan kesejahteraan.
4) Meningkatkan perlindungan bagi pekerja.
5) Menata kembali sistem pelatihan, penempatan, pemantauan dan perlindungan TKI yang bekerja di luar negeri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar