Rabu, 24 Juni 2015
Pengalaman Softskill Bahasa Inggris Semester 2
My experience during the learning softskill English in the 2nd half of this I get a lot of extra material that I have not be able to in the previous semester that is given by the lecturer through the task. Softskill in this semester is different from the previous semester in which the task that is given by the lecturers in the semester 2lebih varied and given limits in the work, so that students are taught the discipline of time in doing the task. Softskill task that is given by lecturers to students is not too hard so that students can do the job well and lecturer giving a period of time to students in their job. Lecturers give tasks varied individual and group assignments.
Senin, 15 Juni 2015
Sabtu, 06 Juni 2015
Kamis, 04 Juni 2015
Definisi Ekonomi Kreatif dan Industri Kreatif
Definisi Ekonomi Kreatif
dan Industri Kreatif
Definisi Ekonomi Kreatif
Ekonomi kreatif adalah sebuah konsep di era ekonomi baru yang
mengintensifkan informasi dan kreatifitas dengan mengandalkan ide dan keluasan
pengetahuan dari Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai faktor produksi utama dalam
kegiatan ekonominya. Ekonomi akan didukung oleh jalannya industri kreatif. Apa
itu definisi Industri Kreatif?
Definisi Industri Kreatif
Industri
kreatif adalah
kumpulan aktivitas ekonomi yang terkait penciptaan atau pembuatan satu benda
atau penggunaan pengetahuan dan informasi. Di Eropa industri kreatif lebih
dikenal dengan sebutan ‘Industri Budaya’.
Industri Kreatif Menurut Kementrian Predagangan
Kementrian Perdagangan Indonesia menyatakan bahwa Industri
kreatif adalah industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan
serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan
dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu
tersebut.
Menurut Howkins
Howkins: Ekonomi Kreatif terdiri dari periklanan, arsitektur,
seni, kerajinan. desain, fashion, film, musik, seni pertunjukkan, penerbitan,
Penelitian dan Pengembangan (R&D), perangkat lunak, mainan dan permainan,
Televisi dan Radio, dan Permainan Video. Saat ini industri kreatif berjalan
semakin luas dan memiliki pilar-pilar kuat di masing-masing bidang karena
memang mengusung kreativitas pelaku bisnis tersebut.
Pengertian Manajemen Keuangan
Pengertian Manajemen Keuangan
Manajemen Keuangan adalah segala kegiatan atau aktivitas
perusahaan yang berhubungan dengan bagaimana cara memperoleh pendanaan modal
kerja, menggunakan atau mengalokasikan dana, dan mengelola aset yang dimiliki
untuk mencapai tujuan utama perusahaan.
Tujuan Manajemen
Keuangan
Tujuan utama Manajemen Keuangan adalah untuk
memaksimalkan nilai yang dimiliki perusahaan atau memberikan nilai tambah
terhadap asset yang dimiliki oleh pemegang saham.
Ruang Lingkup
Manajemen Keuangan
Ruang Lingkup Manajemen Keuangan terdiri dari:
1. Keputusan Pendanaan, meliputi kebijakan manajemen dalam pencarian dana
perusahaan, misalnya kebijakan menerbitkan sejumlah obligasi dan kebijakan
hutang jangka pendek dan panjang perusahaan yang bersumber dari internal maupun
eksternal perusahaan.
2. Keputusan Investasi, Kebijakan penanaman modal perusahaan kepada aktiva
tetap atau Fixed Assets seperti gedung, tanah, dan peralatan atau mesin, maupun
aktiva finansial berupa surat-surat berharga misalnya saham dan obligasi atau
aktivitas untuk menginvestasikan dana pada berbagai aktiva.
3. Keputusan Pengelolaan Aset, Kebijakan pengelolaan aset yang dimiliki secara efisien
untuk mencapai tujuan perusahaan.
Fungsi Manajemen Keuangan
Fungsi
utama Manajemen Keuangan adalah sebagai berikut:
1. Planning atau Perencanaan Keuangan,
meliputi Perencanaan Arus Kas dan Rugi Laba.
2. Budgeting atau Anggaran, perencanaan
penerimaan dan pengalokasian anggaran biaya secara efisien dan memaksimalkan
dana yang dimiliki.
3. Controlling atau Pengendalian Keuangan,
melakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan sistem keuangan
perusahaan.
4. Auditing atau Pemeriksaan Keuangan,
melakukan audit internal atas keuangan perusahaan yang ada agar
sesuai dengan kaidah standar akuntansi dan tidak terjadi penyimpangan.
5. Reporting atau Pelaporan Keuangan,
menyediakan laporan informasi tentang kondisi keuangan perusahaan dan
analisa rasio laporan keuangan.
Cara Pemerintah Mengatasi-Menanggulangi Inflasi
Cara Pemerintah
Mengatasi-Menanggulangi Inflasi
Ada beberapa metoda atau cara yang diambil pemerintahan untuk
mengatasi masalah inflasi yang umumnya dituangkan dalam kebijakan. Pemerintah
dapat menanggulangi inflasi dengan mengambil beberapa kebijakan berikut:
Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah kebijakan pemerintah melalui Bank
Sentral sebagai pemegang otoritas moneter yang berkaitan dengan pengendalian
jumlah uang beredar dan pengaturan tingkat suku bunga dan kredit.
Kebijakan moneter biasanya lebih efektif untuk mengatasi masalah
inflasi daripada untuk mendorong ekspansi kegiatan ekonomi pada jangka pendek.
Hal tersebut disebabkan inflasi dapat diatasi dengan mengendalikan permintaan
total masyarakat melalui pengurangan jumlah uang beredar.
Instrumen-Instrumen yang biasa digunakan dalam kebijakan moneter
melalui Bank Sentral untuk menanggulangi atau mengatasi masalah inflasi adalah
sebagai berikut.
1. Operasi Pasar Terbuka atau Open Market Operation
Operasi pasar terbuka adalah usaha atau tindakan-tindakan untuk
memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk membeli atau menjual surat-surat
berharga milik negara. Kegiatan penjualan surat berharga ini akan mengurangi
cadangan wajib bank umum. Dengan demikian, jumlah uang beredar di masyarakat
akan berkurang dan kenaikan harga-harga pun dapat ditekan.
2. Kebijakan Tingkat Suku Bunga Diskonto atau Discount Rate
Policy
Kebijakan tingkat suku bunga diskonto adalah tindakan Bank
Sentral dengan mengubah tingkat suku bunga diskonto yang harus dibayar oleh
bank umum atas dana pinjaman dari Bank Sentral. Kenaikan suku bunga diskonto
akan menyebabkan naik suku bunga kredit kepada masyarakat. Sehingga kredit
investasi yang diberikan akan turun. Turunnya kredit investasi berakibat pula
pada menurunnya pendapatan nasional, dan berpengaruh terhadap turunnya
permintaan agregat yang pada akhirnya harga-harga barang pun akan turun.
3. Kebijakan Cadangan Wajib atau Reserve Requirement Policy
Kebijakan cadangan wajib berkaitan dengan tindakan Bank Sentral
dalam menetapkan cadangan wajib bagi bank umum di Bank Sentral. Jika cadangan
wajib yang dikenakan oleh Bank Sentral tinggi, jumlah pasokan uang akan turun,
selanjutnya jumlah uang beredar di masyarakat menjadi lebih sedikit sehingga
harga-harga pun berkurang.
4. Kebijakan Kredit Selektif
Kebijakan kredit selektif berkaitan dengan kebijakan bank umum
dalam menyalurkan kredit kepada nasabah (masyarakat) dengan memperhatikan unsur
character, collateral, capital, capacity, dan condition of economy.
Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal menyangkut pengaturan pengeluaran pemerintah
dan perpajakan yang secara langsung memengaruhi permintaan total dan
memengaruhi harga. Inflasi dapat dicegah melalui penurunan permintaan total.
Kebijakan fiskal seperti pengurangan pengeluaran pemerintah dan kenaikan pajak
akan dapat mengurangi permintaan total, sehingga inflasi dapat ditekan.
Kebijakan fiskal dapat ditempuh melalui tiga cara, yaitu sebagai berikut.
1. Meningkatkan penerimaan pajak, dengan memberlakukan tingkat
pajak yang tinggi bagi unit usaha yang tidak memproduksi kebutuhan pokok
masyarakat atau dengan mengenakan jenis-jenis pajak baru.
2. Mengurangi pengeluaran pemerintah, dengan jalan menunda
atau menghapuskan pengeluaran yang bukan prioritas.
3. Mengadakan pinjaman pemerintah, yaitu mengurangi pembayaran
yang dilakukan pada masyarakat dan mengembalikannya di kemudian hari, misalnya
dalam bentuk pensiun.
Pustaka:
1. Prasetyo, P.
E., 2011, “ Fundamental Makro Ekonomi”, Cetakan Kedua, Beta Offset,
Jogyakarta.
2. Ahman, H., E.,
Rohmana, Y., 2007,”Ilmu Ekonomi Dalam PIPS”, Edisi Kedua, Cetakan Pertama,
Penerbit Universitas Terbuka, Jakarta.
3. Sukirno, S.,
2008, “ Makroekonomi, Teori Pengantar”, RajaGrafindo Persada, Edisi Ketiga,
Jakarta
Masalah Ekonomi Makro yang Dihadapi Pemerintah
Masalah Ekonomi Makro yang Dihadapi
Pemerintah
Sebagai salah satu negara yang sedang
berkembang, Indonesia menghadapi berbagai masalah ekonomi makro. Permasalahan
tersebut adalah sebagai berikut.
1.
Meningkatkan Kesempatan Kerja/Tingkat Employment
Idealnya
perekonomian harus dijaga agar jangan timbul pengangguran. Pengangguran
merupakan gejala yang tidak diinginkan oleh masyarakat mana pun, tetapi dalam
praktiknya tidak dapat kita hilangkan sama sekali. Jika tingkat pengangguran
masih di bawah 4%, masih dapat dikatagorikan full emplo ment. Tabel berikut
menunjukkan tingkat pengangguran di Indonesia.
2. Meningkatkan Kapasitas Produksi Nasional
2. Meningkatkan Kapasitas Produksi Nasional
Bagi
negara-negara yang masih berkembang, usaha peningkatan kapasitas produksi
nasional merupakan keharusan. Hal tersebut diupayakan dengan tujuan
meningkatkan atau mempertahankan tingkat pertumbuhan ekonomi.
3. Meningkatkan Pendapatan Negara
3. Meningkatkan Pendapatan Negara
Tingkat
pendapatan yang tinggi mencerminkan jumlah barang dan jasa- jasa yang
dihasilkan oleh perekonomian tersebut berjumlah banyak. Tingkat pendapatan
nasional yang tinggi akan sekaligus dapat dicapai jika permasalahan nomor 1 dan
2 dapat diatasi.
4. Menstabilkan Situasi Perekonomian
4. Menstabilkan Situasi Perekonomian
Kestabilan
di sini meliputi kestabilan tingkat pendapatan, kesempatan kerja, kestabilan
tingkat harga, dan kestabilan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang
asing. Jika hal tersebut belum tercapai maka perekonomian Indonesia akan sulit
berkembang karena dapat menimbulkan keengganan investor menginvestasikan
modalnya di Indonesia.
5. Menyeimbangkan Neraca Pembayaran Luar Negeri
5. Menyeimbangkan Neraca Pembayaran Luar Negeri
Dari
segi tinjauan ekonomi murni baik neraca pembayaran luar negeri yang defisit
maupun yang surplus bertendensi menimbulkan keadaan yang tidak diinginkan. Akan
tetapi, dari segi politik neraca pembayaran yang surplus lebih diinginkan
daripada neraca pembayaran yang seimbang. Persoalannya pada saat ini neraca
pembayaran luar negeri Indonesia masih defisit, jadi baik secara ekonomi maupun
politik hal tersebut tidak menguntungkan.
6. Pemerataan Distribusi Pendapatan
6. Pemerataan Distribusi Pendapatan
Distribusi
pendapatan nasional yang lebih merata umumnya dianggap sebagai distribusi
pendapatan yang adil. Distribusi pendapatan yang tidak merata mempunyai
tendensi menimbulkan ketegangan-ketegangan sosial yang akhirnya berdampak pada
ketidakstabilan ekonomi dan politik. Perekonomian di Indonesia masih lebih banyak
berputar di Indonesia bagian Barat, dan pemerintah sedang berupaya untuk
memeratakan pembangunan di daerah Indonesia bagian Timur. Di perkotaan pun
dapat kita lihat bahwa tidak sedikit gedung-gedung atau komplek perumahan mewah
berdampingan dengan daerah kumuh. Hal tersebut dapat menjadi salah satu ciri
kesenjangan ekonomi yang masih terjadi di Indonesia.
Jika ditinjau dengan menggunakan pendekatan perhitungan ekonomi Model Kurva Lorentz adalah model yang digunakan secara luas pada pendekatan perhitungan kesenjangan/ketidakmerataan distribusi pendapatan pada suatu daerah/negara tanpa harus mengetahui keadaan ekonomi dari daerah/negara tersebut dan untuk menentukan besarnya kesenjangan distribusi pendapatan tersebut diturunkan secara visual suatu indikator ekonomi yakni angka koefisien Gini yang menunjukkan skala kesenjangan distribusi pendapatan. Lebih jelasnya akan dipelajari di bab berikutnya pada materi pendapatan nasional.
7. Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi
Jika ditinjau dengan menggunakan pendekatan perhitungan ekonomi Model Kurva Lorentz adalah model yang digunakan secara luas pada pendekatan perhitungan kesenjangan/ketidakmerataan distribusi pendapatan pada suatu daerah/negara tanpa harus mengetahui keadaan ekonomi dari daerah/negara tersebut dan untuk menentukan besarnya kesenjangan distribusi pendapatan tersebut diturunkan secara visual suatu indikator ekonomi yakni angka koefisien Gini yang menunjukkan skala kesenjangan distribusi pendapatan. Lebih jelasnya akan dipelajari di bab berikutnya pada materi pendapatan nasional.
7. Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi
Setiap
negara senantiasa mengharapkan agar perekonomian yang dicapai mengalami peningkatan secara
terus-menerus. Peningkatan perekonomian tersebut akan memupuk investasi serta
kemampuan teknik produksi agar hasil produksi terus meningkat. Jika hasil
produksi meningkat dan pendapatan masyarakat meningkat maka perekonomian
mengalami pertumbuhan.
Ciri-ciri negara yang mengalami pertumbuhan ekonomi menurut Economic Commission for Asia and Far East (ECAFE) adalah sebagai berikut.
Ciri-ciri negara yang mengalami pertumbuhan ekonomi menurut Economic Commission for Asia and Far East (ECAFE) adalah sebagai berikut.
1. Negara tersebut mengalami peningkatan GNP atau pendapatan
per kapita dari tahun ke tahun (Flow Output Approach).
2. Negara tersebut mengalami peningkatan investasi potensial
(Level of Living Approach).
3. Di negara tersebut ditemukan sumber-sumber produktif dan
dapat didayagunakan dengan lebih baik (Stock of Resources for Productive Asset
Approach).
Beberapa hal yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi di
Indonesia adalah
1. Masih tingginya pengangguran dan kerentanan pasar tenaga kerja.
2. Lemahnya kegiatan investasi dan permasalahan fundamental terkait.
3. Tingginya potensi tekanan inflasi secara struktural.
1. Masih tingginya pengangguran dan kerentanan pasar tenaga kerja.
2. Lemahnya kegiatan investasi dan permasalahan fundamental terkait.
3. Tingginya potensi tekanan inflasi secara struktural.
MASALAH POKOK PEREKONOMIAN INDONESIA
MASALAH POKOK PEREKONOMIAN INDONESIA
·
Pengangguran
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah
untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja
kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha
mendapatkan pekerjaan yang layak.
Pengangguran merupakan masalah utama yang
harus dihadapi perekonomian indonesia. Ada beberapa penyebab tingginya
pengangguran diantaranya seperti tidak seimbangnya jumlah pekerja dan lapangan
pekerjaan yang tidak tersedia, Selain itu tidak cocoknya tenaga yang tersedia dengan
spesifikasi yang dicari penyedia lapangan pekerjaan. Penyebab yang lain
adalah pendidikan yang tidak cukup dengan standart yang dibutuhkan.
·
Inflasi
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya
harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme
pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi
masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi
atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran
distribusi barang.
·
Hubungan Antara
Pengangguran dan Inflasi
Berdasarkan Kurva Phillips,
menggambarkan adanya hubungan negatif antara laju inflasi dengan pengangguran:
Laju inflasi tinggi, pengangguran rendah. Akan tetapi kebalikannya juga justru
dapat terjadi yakni kenaikan harga-harga secara umum, yang dilihat dari laju
inflasi akan menurunkan output (produksi nasional) dan dengan sendirinya
meningkatkan pengangguran. Hubungan inflasi, output dan pengangguran) sangat
ditentukan oleh aggregat penawaran dan permintaan terhadap barang-barang dan
jasa-jasa. Apabila aggregat permintaan meningkat, permintaan terhadap tenaga
kerja akan meningkat (dengan sendirinya pengangguran berkurang).
Akan tetapi, sebaliknya kenaikan aggregat permintaan tersebut
akan menaikkan harga-harga (meningkatkan laju inflasi). Ini yang dinamakan
hubungan negatif inflasi dan pengangguran. Penurunan penawaran dengan
sendirinya berakibat pada “seolah” kenaikan dalam permintaan. Akibatnya
harga-harga meningkat (inflasi meningkat). Akan tetapi karena penawaran menurun
ini berarti permintaan terhadap tenaga kerja juga menurun yang dengan
sendirinya menurunkan produksi nasional. Akhirnya yang terjadi adalah inflasi
tinggi dan pengangguran tinggi.
PEMBANGUNAN & PERTUMBUHAN EKONOMI
PEMBANGUNAN & PERTUMBUHAN EKONOMI
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan
ekonomi dapat didefinisikan sebagai: perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan
barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah
makroekonomi dalam jangka panjang. Dari satu periode ke periode lainnya
kemampuan sesuatu negara untuk menghasilkan barang dan jasabarang faktor
produksi akan selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya.
Investasi akan menambah jumlah barang modal. Teknologi yang digunakan
berkembang. Disamping itu tenaga kerja bertambah sebagai akibat perkembangan
penduduk, dan pengalaman kerja dan pendidikan menambah ketrampilan mereka.
Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi kerap kali lebih besar dari pertambahan produksi yang sebenarnya. Dengan demikian perkembangan ekonomi adalah adalah lebih lambat dari potensinya.
Sukirno, Sadono. 2004. Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi kerap kali lebih besar dari pertambahan produksi yang sebenarnya. Dengan demikian perkembangan ekonomi adalah adalah lebih lambat dari potensinya.
Sukirno, Sadono. 2004. Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Masalah
Pembangunan Ekonomi Indonesia
Secara
umum, ada empat masalah yang harus dihadapi dalam pembangunan ekonomi di
Indonesia. Keempat masalah tersebut dari tahun ke tahun selalu mendapat
perhatian serius. Masalah yang paling serius diperhatikan pemerintah adalah
masalah kemiskinan, apalagi menurut data PROPENAS terjadi peningkatan jumlah
penduduk miskin dari 22, 5 juta pada tahun 1996 menjadi 37,5 juta pada
pertengahan tahun 1999. Keempat masalah tersebut adalah:
a. Kemiskinan
Program
pengentasan kemiskinan sudah dilaksanakan sejak masa orde baru melalui berbagai
bentuk program seperti INSUS (Intensifikasi Khusus), INMUM (Intensifikasi
Umum), BIMAS (Bimbingan Massal), INMAS (Intensifikasi Massal), KMKP (Kredit
Modal Kerja Permanen), KUK (Kredit Usaha Kecil), Wajib Belajar, INPRES Desa
yang dilanjutkan dengan INPRES Desa Tertinggal (IDT).
Selanjutnya, ada tiga program yang dilakukan untuk menanggulangi kemiskinan, program-program ini langsung ditujukan kepada penduduk miskin, yakni:
1) Menyediakan kebutuhan pokok untuk keluarga miskin.
2) Mengembangkan sistem jaminan sosial.
3) Mengembangkan budaya masyarakat miskin.
Selanjutnya, ada tiga program yang dilakukan untuk menanggulangi kemiskinan, program-program ini langsung ditujukan kepada penduduk miskin, yakni:
1) Menyediakan kebutuhan pokok untuk keluarga miskin.
2) Mengembangkan sistem jaminan sosial.
3) Mengembangkan budaya masyarakat miskin.
b. Keterbelakangan
Secara
umum, keterbelakangan yang diderita Indonesia meliputi rendahnya tingkat
pendidikan, tingkat keterampilan, pemilikan modal, efisiensi dan efektivitas
kerja, tingkat manajemen, dan kurang tersedianya infrastruktur. Semua faktor
tersebut memiliki hubungan sebab akibat satu sama lain yang membentuk lingkaran
setan kemiskinan (vicious circle) Adapun keterbelakangan di bidang ekonomi
tampak dari rendahnya pendapatan per kapita, tingkat spesialisasi (pembagian
kerja), penggunaan uang giral per kapita serta masih sempitnya pasar.
c. Lapangan Kerja
Jumlah
pengangguran di Indonesia diupayakan terus berkurang dengan memperluas lapangan
kerja. Akan tetapi, krisis ekonomi tahun 1997 semakin menambah jumlah
pengangguran di Indonesia hingga mencapai 37,5 juta jiwa. Ditambah lagi dengan
masih rendahnya kualitas angkatan kerja Indonesia; kurang lebih 64% dari
angkatan kerja Indonesia memiliki pendidikan SD ke bawah.
Untuk mengatasi masalah di atas, pemerintah melakukan strategi kebijakan ketenagakerjaan yang meliputi:
1) Menciptakan lapangan kerja yang sesuai dengan kebijakan ekonomi makro.
2) Meningkatkan kompetensi dan kemandirian tenaga kerja melalui pendidikan dan pelatihan.
3) Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dengan menetapkan system pengupahan dan penjaminan kesejahteraan.
4) Meningkatkan perlindungan bagi pekerja.
5) Menata kembali sistem pelatihan, penempatan, pemantauan dan perlindungan TKI yang bekerja di luar negeri.
Untuk mengatasi masalah di atas, pemerintah melakukan strategi kebijakan ketenagakerjaan yang meliputi:
1) Menciptakan lapangan kerja yang sesuai dengan kebijakan ekonomi makro.
2) Meningkatkan kompetensi dan kemandirian tenaga kerja melalui pendidikan dan pelatihan.
3) Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dengan menetapkan system pengupahan dan penjaminan kesejahteraan.
4) Meningkatkan perlindungan bagi pekerja.
5) Menata kembali sistem pelatihan, penempatan, pemantauan dan perlindungan TKI yang bekerja di luar negeri.
Perkembangan Ekonomi di Tahun 2015
Perkembangan
Ekonomi di Tahun 2015
Awal tahun 2015 menjadi momentum tepat
untuk memprediksi kondisi perekonomian Indonesia kedepan. Sebagai salah satu
negara yang baru saja mengalami perombakan politik, serangkaian kebijakan baru
tentunya akan mempengaruhi proyeksi ekonominya. Meskipun laju perekonomian di
tahun lalu mengalami perlambatan, namun sejumlah ahli dan ekonom justru
memprediksi bahwa di tahun 2015 perekonomian Indonesia akan mengalami
peningkatan. Bagaimana hal ini dapat terjadi? Bahkan ditengah kondisi ekonomi
internasional yang terbilang pesimis dalam beberapa tahun terakhir? Berikut ini
sejumlah data yang dikumpulkan dari data-data Bank Indonesia dan sejumlah
kalangan mengenai perkembangan ekonomi di tahun 2015.
Pada
pertengahan Januari lalu, Bank Indonesia menetapkan untuk mempertahankan BI Rate
sebesar 7,75%, dengan suku bunga Lending Facility dan suku bunga Deposit
Facility masing-masing tetap pada level 8,00% dan 5,75%. Kemudikan dilakukan
evaluasi menyeluruh terhadap perkembangan ekonomi Indonesia di 2014 dan prospek
ekonomi 2015 dan 2016 yang menunjukkan bahwa kebijakan tersebut masih konsisten
dengan upaya untuk mengarahkan inflasi menuju ke sasaran 4±1% pada 2015 dan
2016, dan mendukung pengendalian defisit transaksi berjalan ke tingkat yang
lebih sehat.
Mengacu pada evaluasi terhadap
perekonomian di tahun lalu, di tahun ini Bank Indonesia memperkirakan
perekonomian Indonesia semakin baik, dengan pertumbuhan ekonomi yang
lebih tinggi dan stabilitas makroekonomi yang tetap terjaga, ditopang oleh
perbaikan ekonomi global dan semakin kuatnya reformasi struktural dalam
memperkuat fundamental ekonomi nasional.
Dari Segi Properti
Dan tidak kalah seksinya jika membahas
perkembangan ekonomi dari segi properti, seperti psatnya pertumbuhan pusat perbelanjaan
di JABODETABEK dan beberapa kota besar seperti Bandung dan Surabaya.
Berdasarkan riset Boston Consulting Group, Indonesia saat ini memiliki 45 juta
orang yang tergolong dalam kelas menengah yang memiliki kebiasaan membelanjakan
uangnya di luar kebutuhan utama, hal inilah yang memicu pertumbuhan pusat
perbelanjaan tersebut. Namun tidak berhenti di pertumbuhan pusat perbelanjaan
saja. Pertumbuhan positif pun diperkirakan akan dialami semua bagian sektor
seperti apartemen, perkantoran komersial, hotel, maupun kawasan industri.
Dari Segi Industri Petrokimia
Industri petrokimia di Indonesia masih
dalam tahap berkembang. Konsumsi per kapita saat ini rendah dibandingkan dengan
Negara lainnya di ASEAN. Meskipun permintaan yang rendah, namun tingkat pertumbuhan
yang terjadi tergolong sehat pada 5 – 8% per tahun yang diperkirakan akan maju.
Dari Segi Gas Alam
Indonesia memproduksi sekitar 3 triliun
kubik gas alam setiap tahunnya dan itu mengalami pertumbuhan baik sekitar 2,5 –
3,0% setiap tahunnya. Gas alam menyumbang 25% dari pasokan energy dalam negeri.
Indonesia sendiri merupakan salah satu eksportir terbesar gas alam cair di
dunia. Permintaan domestik untuk gas alam diperkirakan akan lebih besar dari
pasokan domestic di tahun-tahun mendatang karena produsen gas dapat menuntut
harga yang lebih tinggi di pasar internasional.
PENGERTIAN MANAJEMEN KOPERASI
PENGERTIAN MANAJEMEN KOPERASI
Koperasi merupakan lembaga yang harus dikelola
sebagaimana layaknya lembaga bisnis. Di dalam sebuah lembaga bisnis diperlukan
sebuah pengelolaan yang efektif dan efisien yang dikenal dengan manajemen.
Demikian juga dalam badan usaha koperasi, manajemen merupakan satu hak yang
harus ada demi terwujudnya tujuan yang diharapkan. Prof. Ewell Paul Roy
mengatakan bahwa manajemen koperasi melibatkan 4 (empat) unsur yaitu: anggota,
pengurus, manajer, dan karyawan. Seorang manajer harus bisa menciptakan kondisi
yang mendorong para karyawan agar mempertahankan produktivitas yang tinggi.
Karyawan merupakan penghubung antara manajemen dan anggota pelanggan
(Hendrojogi, 1997).
Menurut Suharsono Sagir, sistem manajemen di
lembaga koperasi harus mengarah kepada manajemen partisipatif yang di dalamnya
terdapat kebersamaan, keterbukaan, sehingga setiap anggota koperasi baik yang
turut dalam pengelolaan (kepengurusan usaha) ataupun yang di luar kepengurusan
(angota biasa), memiliki rasa tanggung jawab bersama dalam organisasi koperasi
(Anoraga dan Widiyanti, 1992).
Manajemen koperasi pada dasarnya dapat ditelaah dan tiga sudut
pandang, yaitu organisasi, proses, dan gaya (Hendar dan
Kusnadi, 1999). Dari sudut pandang organisasi, manajemen
koperasi pada prinsipnya terbentuk dan tiga unsur: anggota, pengurus, dan
karyawan. Dapat dibedakan struktur atau alat perlengkapan onganisasi yang
sepintas adalah sama yaitu: Rapat Anggota, Pengurus, dan Pengawas. Untuk itu,
hendaknya dibedakan antara fungsi organisasi dengan fungsi
manajemen. Unsur Pengawas seperti yang terdapat pada alat perlengkapan
organisasi koperasi, pada hakekatnya adalah merupakan perpanjangan tangan dan
anggota, untuk mendampingi Pengurus dalam melakukan fungsi kontrol sehari-hari
terhadap jalannya roda organisasi dan usaha koperasi. Keberhasilan koperasi
tergantung pada kerjasama ketiga unsur organisasi tersebut dalam mengembangkan
organisasi dan usaha koperasi, yang dapat memberikan pelayanan sebaik-baiknya
kepada anggota. Dan sudut pandang proses, manajemen koperasi
lebih mengutamakan demokrasi dalam pengambilan keputusan. Istilah satu orang
satu suara (one man one vote) sudah mendarah daging dalam
organisasi koperasi. Karena itu, manajemen koperasi ini sering dipandang kurang
efisien, kurang efektif, dan sangat mahal. Terakhir, ditinjau dan sudut pandang gaya
manajemen (management style), manajemen koperasi menganut gaya partisipatif
(participation management), di mana posisi anggota ditempatkan sebagai
subjek dan manajemen yang aktif dalam mengendalikan manajemen perusahaannya.
Sitio dan Tamba (2001) menyatakan badan usaha koperasi di
Indonesia memiliki manajemen koperasi yang dirunut berdasarkan perangkat
organisasi koperasi, yaitu: Rapat anggota, pengurus, pengawas, dan pengelola.
Telah diuraikan sebelumnya bahwa, watak manajemen koperasi ialah gaya manajemen
partisipatif. Pola umum manalemen koperasi yang partisipatif tersebut
menggambarkan adanya interaksi antar unsur manajemen koperasi. Terdapat
pembagian tugas (job description) pada masing-masing unsur.
Demikian pula setiap unsur manajemen mempunyai lingkup keputusan (decision
area) yang berbeda, kendatipun masih ada lingkup keputusan yang
dilakukan secara bersama (shared decision areas).
Adapun lingkup keputusan masing-masing unsur manajemen koperasi
adalah sebagai berikut (Sitio dan Tamba, 2001):
a.Rapat Anggota
Rapat anggota merupakan pemegang kuasa tertinggi dalam
menetapkan kebijakan umum di bidang organisasi, manajemen, dan usaha koperasi.
Kebijakan yang sifatnya sangat strategis dirumuskan dan ditetapkan pada forum
Rapat Anggota. Umumnya, Rapat Anggota diselenggarakan sekali setahun.
b.Pengurus
Pengurus dipilih dan diberhentikan oleh rapat anggota. Dengan
demikian, Pengurus dapat dikatakart sebagai pemegang kuasa Rapat Anggota dalam
mengoperasionalkan kebijakan-kebijakan strategis yang ditetapkan Rapat Anggota.
Penguruslah yang mewujudkan arah kebijakan strategis yang menyangkut organisasi
maupun usaha.
c.Pengawas
Pengawas mewakili anggota untuk melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan kebijakan yang dilaksanakan oleh Pengurus. Pengawas
dipilth dan diberhentikan oleh Rapat Anggota. OIeh sebab itu, dalam struktur
organisasi koperasi, posisi Pengawas dan Pengurus adalah sama.
d.Pengelola
Pengelola adalah tim manajemen yang diangkat dan
diberhentikan oleh Pengurus, untuk melaksanakan teknis operasional di bidang
usaha. Hubungan Pengelola usaha (managing director) dengan
pengurus koperasi adalah hubungan kerja atas dasar perikatan dalam bentuk
perjanjian atau kontrak kerja.
Dengan
demikian yang dimaksud dengan manajemen koperasi adalah seni dan ilmu untuk
mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya ( meningkatkan
kesejahteraan ekonomi dan sosial para anggotanya ) dengan menggunnakan bantuan
tenaga dan pikiran orang lain dalam koridor organisasi koperasi.
PERANGKAT ORGANISASI KOPERASI
Menurut
Undang-Undang no.25 tahun 1992 Pasal 21, perangkat organisasi koperasi terdiri
atas :
a) Rapat Anggota
Rapat
anggota secara normal diselenggarakan satu tahun sekali atau selambat-lambatnya
tiga bulan setelah tutup buku pada tahun yang bersangkutan. Rapat anggota
merupakan kekuasaan tertinggi pada organisasi koperasi yang dapat diwujudkan
sebagai berikut :
· Dalam Rapat
Anggota, dipilih dan diberhentikan jabatan pengurus serta Badan Pengawas.
· Dalam Rapat
Anggota, didengar laporan pengurus serta disahkan laporan pertanggungjawaban.
· Dalam Rapat
Anggota, berbagai usul dan saran serta pendapat dari para anggota dapat
dikeluarkan secara adil sesuai haknya, yaitu satu anggota mempunyai satu suara.
Jadi forum ini merupakan perwujudan dari pelaksanaan demokrasi anggota.
· Dalam Rapat
Anggota, diputuskan rencana-rencana kerja koperasi untuk periode yang akan
datang.
· Dalam Rapat
Anggota, semua anggaran pendapatan dan biaya yang telah disusun dimintkan juga
persetujuan dari para anggota.
Rapat Anggota juga terdiri dari :
a. Rapat
anggota biasa.
- Rapat
anggota rencana kerja (RARK)
- Rapat
anggota tahunan (RAT)
b. Rapat
anggota khusus (RK)
c. Rapat
anggota luar biasa (RALB)
b) Pengurus
Pengurus koperasi terdiri dari Ketua, Sekretaris
dan Bendahara serta anggota yang dipilih dalam Rapat Anggota sesuai dengan
anggaran dasar koperasi.pengurus merupakan wakil para anggota yang memenuhi
syarat dan kriteria tertentu serta dipilih dan disahkan oleh Rapat Anggota.
Mereka bersumpah di depan para anggota untuk setia dan mengabdi demi
kepentingan koperasi secara suka rela. Mereka dipercaya menjadi wakil anggota
yang bertugas menjalanka, mengelola, dan memimpin jalannya organisasi koperasi.
Mereka bekerja sebagai mandataris dari anggota untuk melaksanakan apa yang
telah ditetapkan dalam Rapat Anggota. Pengurus berhak mewakili organisasi di
dalam dan di luar pengadilan bila terjadi suatu masalah. Sebagai mandataris
pengurus pada setiap akhir tahun pembukuan membacakan laporan
pertanggungjawaban kepada Rapat Anggota atas tugas-tugas yang diembannya dengan
disaksikan oleh pejabat yang berwenang ( Undang-Undang no.25 tahun 1992 Pasal
29,30 dan 31)
c) Pengawas
Pengawas merupakan badan yang dipilih dari dan
oleh anggota dalam Rapat Anggota yang sesuai dengan bunyi Pasal 38
Undang-Undang no.25 tahun 1992. Pengawas bertugas melakukan pemeriksaan
terhadap tat kehidupan koperasi, termasuk organisasi usaha, dan pelaksanaan
kebijakan pengurus. Dalam melakukan tugas-tugas tersebut, pengawas menyusun
laporan tertulis tentang hasil pemeriksaannya yang akan disampaikan ke RAT.
Karena pengawas berwenang untuk meneliti catatan serta menguji kebenaran harta,
hak, dan kewajibanyang dimiliki koperasi, maka jabatan ini tidak boleh
dirangkap apalagi oleh pengurus.
Langganan:
Postingan (Atom)